Saya politikus? Ha..ha..ha.. saya lebih suka disebut sastrawan mbeling yang memotret situasi di sekitar saya dalam bentuk tulisan....
Welcome to my blog, anyway!

Search This Blog

Monday, November 01, 2004

Teknologi Wireless System untuk Membangun Industri Siaran TV di Indonesia

Media Indonesia, Kamis 15 Mei 1997
Oleh: Jojo Rahardjo, bekerja di stasiun TV


Wireless System bisa membantu penetrasi lima TV swasta di Indonesia dengan biaya investasi yang lebih murah. Penetrasi yang luas (ke desa-desa) selain menjadi tambahan income dari iklan juga barangkali bisa menumbuhkan secara tidak langsung industri production house (rumah produksi). Acara-acara lokal bisa diproduksi dengan melibatkan, secara lebih jauh, sumber daya lokal di daerah-daerah (karena tersedia banyak kanal dengan murah). Jika ini terjadi industri siaran TV di Indonesia bisa diharapkan untuk berkembang seperti di Amerika yang acara produksi lokalnya bisa berkembang seperti acara yang diproduksi oleh sebuah network TV. Artinya proses produksi dari industri TV di Indonesia tidak akan terpusat di Jakarta saja, tetapi proses produksi juga terjadi di lokal daerah. Ini juga berarti mengurangi pengeluaran devisa negara karena membeli acara-acara dari luar. Dari persaingan antar lokal itu akan muncul acara lokal yang baik dan laku diekspor ke negara lain, seperti impor sinetron ke Indonesia dari negara-negara Asia, seperti Philipina, Singapore, Malaysia atau dari negara-negara Amerika Latin.

Paling tidak pada saat itu kita bisa bilang: nah, Indonesia sekarang sudah bisa menjual otaknya seperti negara-negara lain, tidak hanya mengobral sumber daya alamnya saja seperti hutan, emas dan lain-lain.

KOMPRESI DIGITAL

Setelah dibicarakan tentang apa dan bagaiamana wireless system, ada baiknya bila diketahui juga bagaimana sebenarnya gambar digital dibuat dan apa itu kompresi digital.

Pada dasarnya gambar analog dibagi dalam ratusan ribu elemen gambar (pixel) berbentuk segi empat sangat kecil. Setiap pixel memiliki kode angka untuk mengidentifikasikan warna, intensitasnya (tingkat keterangan cahaya) dan letaknya.
Contohnya kode 1110011 mengidentifikasikan sebuah pixel yang berada 4 kotak dari kiri, dan 3 kotak dari bawah, berwarna merah dan tingkat intensitas medium.

Jika seluruh pixel dari sebuah gambar telah seluruhnya di-convert (dicatat), gambar itu dapat diwakili dalam sebuah string berisi catatan yang terdiri dari karakter (1) dan nol (0). Sebagai gambaran mengenai besarnya string ini, biasanya setiap pixel membutuhkan delapan digit karakter 1 dan 0. Sebuah gambar dengan 300.000 pixel membutuhkan 2.400.000 bit (karakter 1 dan 0) atau 2.4 Megabit. Sebagai perbandingan, sebuah disket kecil cuma bisa menampung 1.5 Megabit informasi.

Ini merupakan sebuah informasi dengan data yang banyak sekali, terutama jika informasi ini adalah infomasi video (gambar bergerak) yang harus disimpan sebanyak 60 gambar atau frame setiap detik (rata-rata sebuah informasi video terdiri dari 60 frame per detiknya). Sehingga setiap detiknya harus disimpan sebanyak 140.000.000 bit atau 140 Megabit.

Namun dari 140 Megabit itu, banyak dari informasi dari sebuah frame yang sama dengan frame yang lain. Dengan membandingkan satu frame dengan frame lainnya didapatkan informasi dari pixel yang berbeda, sehingga hanya pixel yang berbeda yang dicatat. Pixel yang sama tidak dicatat dan akan muncul dengan bentuk yang tetap. Sehingga jumlah informasi dari satu detik video dapat dikurangi. Contoh paling mudah adalah gambar video dari sebuah pidato presiden. Kalau latar belakang dari presiden adalah sebuah dinding, maka informasinya akan tetap sama, sedangkan kepala, mata dan mulut presiden saja yang berubah-ubah. Pixel yang berubah-ubah inilah yang dicatat.

Terobosan teknologi digital compressed inilah yang membuat kita bisa menikmati video di CD ROM, Video Compact Disc. Sedangkan Wireless System, Digital Broadcast Satelite bisa mengirimkan lebih banyak gambar yang hasilnya adalah kemampuan memancarkan sekaligus puluhan bahkan ratusan channel (kanal) TV dan dengan kualitas yang luar biasa.

Jojo Rahardjo

No comments: