Media Indonesia, June 1996
JoJo Rahardjo, penulis bekerja di sebuah stasiun TV
Televisi sudah lama muncul sejak Vladamir Zworykin, seorang Amerika kelahiran Rusia, pada tahun 1923 menemukan Iconoscope, sebuah pesawat TV pertama. Kemudian pada tahun 1928 muncul stasiun TV pertama dengan acara yang terjadwal bernama WGY di Schenectady, New York.
Televisi terus berkembang hingga orang dapat menangkap siaran TV tidak hanya dari satu stasiun TV tetapi dari ratusan stasiun TV. Dimulai dengan antena kecil untuk menangkap siaran TV dari stasiun pemancar TV di Bumi, antena dan peralatan tambahannya berkembang ke antena piring (parabola) besar untuk menangkap siaran TV yang dipancarkan puluhan satelit di langit (menurut The Satellite’s Encyclopedia ada 1700 satelit untuk berbagai fungsi).
Sekarang siaran TV dari puluhan satelit itu bisa digabungkan pada satu atau beberapa satelit yang ditempatkan secara relatif berdekatan, seperti yang dilakukan oleh sebuah perusahaan TV satelit bernama DirecTV di Amerika dengan satelit DBS1, DBS2, dan DBS3. Arah antena piring di rumah-rumah tidak perlu lagi dipindah-pindahkan untuk menangkap siaran TV yang berbeda-beda.
DBS (DIRECT BROADCASTING SATELITE)
DBS atau sering juga disebut DTH (Direct To Home) adalah siaran televisi melalui satelit langsung ke pesawat televisi (melalui antena), seperti yang dilakukan oleh Indovision di Indonesia. DBS mampu menyediakan puluhan saluran. Pada pertengahan tahun 1994 di Amerika telah dikembangkan dan dipasarkan sistem DBS yang lebih baru yaitu sistem digital, sehingga siaran DBS kini bisa memilki kualitas gambar dan suara digital, juga saluran yang lebih banyak. Peralatan yang harus dimiliki untuk menangkap siaran DBS yang digital itu sering disebut dengan DSS (Digital Satelite System). Meski demikian biaya instalasi di rumah pelanggan tidak lebih mahal dari biaya instalasi untuk siaran satelit dengan sistem sebelumnya.
Berbeda dengan peralatan penangkap siaran televisi satelit sebelumnya, sistem DSS hanya memerlukan antena piring sebesar 18 inchi atau kurang dari 50 centimeter. Ini dimungkinkan oleh adanya high power satelite yang menggunakan transponder Ku-band bukan C-band. Indovision adalah contoh televisi satelit yang menggunakan transponder C-band.
Untuk menangkap siaran digital DBS hanya diperlukan tiga alat: antena piring dengan diameter 18 inchi, digital set-top decoder box dan sebuah remote control. Saat ini peralatan DSS yang dikenal luas dibuat oleh perusahaan Thomson Consumer Electronics dengan merek-merek RCA, GE dan juga dibuat oleh Sony Electronics Corp. Sementara itu ada tiga perusahaan televisi penyedia siaran digital DBS yang menonjol di Amerika yaitu, DirecTV, USSB, dan Primestar.
Dengan remote control pelanggan bisa mendapatkan fungsi on-screen menu untuk melacak dan memilih pilihan-pilihan acara. Pemirsa juga dapat memesan sajian pay per view dari ratusan pilihan film terbaik setiap saat diinginkan. Pay per view ini hanya dibayar setiap akhir bulan oleh pemirsa jika pemirsa memang memesan sajian pay per view. Remote control juga digunakan untuk membatasi acara-acara yang bisa ditonton untuk mencegah anak-anak menonton acara orang dewasa misalnya.
Pada tahun 1997 Indovision bekerjasama dengan DirecTV/Thomson Consumer Electronics akan menyediakan 40 saluran TV digital, dan pada tahun 1999 akan menjadi 100 saluran. Pusat penyiaran DirecTV terletak di Castle Rock, Colorado, memiliki fasilitas broadcast yang sepenuhnya digital. DirecTV adalah salah satu TV broadcast yang memiliki peralatan transmission tercanggih yang pernah dibuat di seluruh dunia. Pusat penyiaran ini dilengkapi dengan delapan satelit penerima (penerima program dari stasiun TV lain) dan empat satelit pengirim (pengirim program ke satelit DBS yang akan dipancarkan kembali ke Bumi). Indovision tentu tidak akan membangun pusat penyiaran seperti yang sudah dibangun DirecTV ini. Investasi yang akan dikeluarkan akan begitu besar, sehingga membangun pusat penyiaran digital DBS akan menjadi mubazir, ketika Indovision dapat mentransfer sinyal DirecTV untuk dipancarkan kembali ke wilayah Indonesia dan sebagian wilayah Asean lewat satelit Indostar-1, 2 dan 3.
Acara-acara DirecTV diperoleh dari kerjasama dengan perusahaan siaran televisi jenis lainnya. Acara-acara itu ditransfer melalui satelit, kabel dan sistem pemancar lain, juga melalui koleksi film dalam berbagai format. Seluruh acara ini dipampatkan secara digital (digital compressed) untuk ditransmisikan ke satelit DBS. Selanjutnya satelit ini memancarkan kembali sinyal yang diterimanya kembali ke bumi sehingga bisa ditangkap langsung oleh antena 18 inchi (tentu dengan decoder atau peralatan receiver khusus DSS seperti sudah disebut sebelumnya).
Peralatan DSS sangat mudah dipasang. Antenanya dapat diletakkan pada hampir semua tempat sepanjang posisinya dapat menghadap langsung ke arah di mana satelit DBS berada. Petunjuk sinyal dan letak satelit dapat tersaji di televisi sehingga memudahkan penempatan antena. Seluruh acara yang tersedia dari pelbagai belahan dunia itu terpusat hanya pada satu arah di langit, sehingga tidak perlu merubah-rubah arah antena.
APA YANG TERSEDIA PADA TV SATELIT DIGITAL?
100 saluran yang akan disediakan oleh Indovision termasuk di dalamnya beberapa saluran khusus musik dengan kualitas digital tanpa gangguan. Pelanggan mungkin tidak perlu lagi mencoba menangkap siaran TV dari satelit lain-lain, karena mungkin sudah tercakup dalam 100 saluran itu.
Pemilihan acara dibuat mudah dengan pengkategorian. Setiap acara dimasukan dalam kategori tertentu, seperti film, olahraga, serial, quiz dan lain-lain. Setiap kategori dipecah lagi menjadi sub-kategori. Olahraga misalnya, golf, sepakbola, tennis dan lain-lain. Menunya juga bisa digunakan untuk melacak acara-acara berdasarkan waktu tayangnya.
Peralatan DSS harus dihubungkan dengan jalur telepon untuk memesan materi pay per view, dan mencatat biaya-biaya yang timbul dari kegiatan DSS ini tanpa dikenakan biaya telepon bahkan ketika telepon digunakan untuk berbicara dengan nomor telepon yang lain. Semua dilakukan hanya melalui remote control. Peralatan decoder lah yang akan meneruskan perintah-perintah dari remote control melalui jalur telepon kepada pusat penyiaran DBS. Meski demikian DSS tetap bisa berfungsi tanpa jalur telepon.
Di Amerika saat ini, harga peralatan DSS dari berbagai merek untuk menangkap siaran TV digital rata-rata berkisar antara USD 499 (basic unit) hingga USD 949 untuk advance unit yang bisa digunakan untuk beberapa pesawat TV dan saluran sekaligus dalam waktu yang sama, juga termasuk remote control yang dilengkapi dengan joystick. Peralatan ini disediakan oleh semua toko peralatan elektronik.
Pada tahun 1996 ini beberapa perusahaan mulai ikut memproduksi peralatan DSS seperti Matsushita Electric Corporation of America (MECA), Thosiba America Consumer Products, Inc., Uniden America Corporation, Hughes Network System, Samsung Electronics Co. Ltd., Sanyo Electronic Co., Ltd. dan Daewoo Electronics Co., Ltd., dan beberapa perusahaan lain.
Sony menawarkan tiga model peralatan DSS: 1. opening price model (USD 749), 2. step-up model (USD 849), 3. deluxe model (USD 949). Opening price model terdiri dari 18 inchi antena, digital set-top receiver (decoder), output untuk audio/video, dan sebuah remote control. Step-up system model sama dengan opening price model ditambah dengan dua output untuk audio/video untuk dua set-top receiver box (decoder) sehingga bisa menerima dua saluran yang berbeda untuk dua pesawat tv yang berbeda. Deluxe model terdiri dari dua output dari antena, tiga output untuk audio/video, output untuk lowspeed data (non-video data), joystick universal remote commander, dan peralatan tambahan lain. RCA menawarkan dua model peralatan DSS, basic model (USD 499) dan deluxe model (USD 799). Basic model terdiri dari 18 inchi antena, digital set-top receiver (decoder), dan remote control. Deluxe model terdiri dari 18 inchi antena dengan dua output, digital set-top receiver, dan universal remote control
Dibandingkan dengan beberapa produk inovatif yang pernah muncul beberapa tahun lalu, peralatan DSS telah menjadi peralatan yang laku lebih cepat dibanding dengan penjualan produk sebelumnya seperti, TV berwarna, CD Player, dan VCR.
DSS SEBAGAI HOME ENTERTAINMENT DAN JARINGAN KOMUNIKASI DATA.
Sebelum dipancarkan semua program yang disimpan dalam video tape diproses melalui pasca produksi yang canggih untuk menjaga kualitas suara dan gambar. Video tape itu ditempatkan dalam Flexicard Robotic Tape Handling Systems untuk diputar-ulang (play-back) berdasarkan perintah yang terkomputerisasi. Pengelolaan informasi gambar menggunakan teknologi MPEG-2, juga menggunakan digital video compression untuk men-transmisi-kannya. DSS dapat digunakan juga untuk aplikasi jaringan komunikasi data, bahkan sangat compatible dengan teknologi layar lebar 16X9 dan High Definition Television (HDTV) yang sedang dikembangkan.
DirecTV dipancarkan oleh tiga satelit (DBS-1, DBS-2, dan DBS-3). DBS-1 memiliki 16 transponder Ku-band berkekuatan 120 watt, DBS-2 dan DBS-3 memiliki masing-masing 8 transsponder Ku-band berkekuatan masing-masing 240 watt. Tiga satelit ini ditempatkan di satu lokasi yang berdekatan sehingga tidak memerlukan perubahan-perubahan arah antena, cukup ke satu arah.
Satelite Palapa C2 yang diluncurkan baru-baru ini sebenarnya memiliki kapasitas untuk memancarkan siaran Digital DBS TV, karena memiliki 4 transponder Ku-band, begitu juga dengan Palapa C1 sebelumnya. Sedangkan Satelite Indostar-1, Indostar-2, dan Indostar-3 yang akan diluncurkan oleh PT. Malicak, masing-masing memiliki transponder Ku-band sehingga memiliki kemampuan untuk memancarkan siaran televisi digital.
DBS-1 yang digunakan DirecTV dapat mengirim 23 juta bits informasi dalam satu detik ke bumi, 2000 kali lebih cepat dari sebuah kecepatan PC modem normal mengirim informasi lewat jalur telepon. DBS-2 dan DBS-3 lebih cepat lagi, sekitar 30 juta bits setiap detik. Dengan peralatan tambahan yang dihubungkan ke PC, jaringan informasi Internasional Internet bisa di-access dari DBS, sehingga kecepatan down-load-nya menjadi fantastis dibanding dengan yang sekarang dilakukan melalui jaringan telepon.
MASA DEPAN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA
Di Amerika televisi semacam lima televisi swasta di Indonesia telah lama ditinggalkan oleh para pelaku bisnis. Yang berkembang sekarang adalah telivisi dengan target audience yang sangat khusus seperti pada jenis pay TV. Misalnya televisi khusus olahraga, berita, film dan lain-lain. Mereka selalu berlomba-lomba untuk menggunakan teknologi terakhir. Wireless Cable yang baru saja dikembangkan dan dipasarkan beberapa tahun terakhir ini, sekarang terlihat mulai menggantikan kabel-kabel coaxial pada TV dengan jaringan distribusi kabel (TV Kabel). Teknologi ini malah menurunkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dan pelanggan. Begitu juga sekarang orang berlomba-lomba untuk bergabung dengan teknologi siaran satelit dengan sistem digital, karena dengan biaya yang tidak lebih mahal bisa mendapatkan mutu gambar dan suara yang lebih baik. Investasi yang dikeluarkan di sektor ini membengkak dengan cepat. USSB, salah satu televisi satelit digital misalnya, telah menetapkan anggaran sebesar 50 juta USD pada tahun 1996 ini untuk mempromosikan USSB lewat berbagai cara termasuk lewat Internet. Dan menurut Mary Pat Ryan senior vice president of Marketing USSB, peralatan DSS telah terjual sebanyak 1.3 juta unit dalam satu setengah tahun terakhir ini. DSS telah menjadi produk home entertainment dengan pertumbuhan paling cepat. Sementara itu Canada juga tidak mau ketinggalan dengan membangun Digital DBS TV bernama Expressvu.
Indovision, satu-satunya televisi satelit Di Indonesia, akan segera beralih dari TV satelit biasa dengan 5 saluran ke siaran televisi satelit digital dengan 100 saluran. Dengan biaya kira-kira kurang dari 1 juta Rupiah untuk peralatan berlangganan mungkinkah Indovision nanti bakal menganggu bisnis 5 stasiun TV swasta yang ada sekarang? Sekedar gambaran perkiraan biaya berlangganan nanti di Indonesia, DirecTV di Amerika menawarkan paket berlangganan dimulai dari USD 5.95 per bulan sampai dengan USD 44.95 per bulan. Besar kemungkinannya lima televisi swasta kita akan menjadi pelengkap televisi satelit digital ini. Lima TV swasta itu akan bisa termasuk dalam 100 saluran Indovision.
Indonesia akan menjadi negara ke-2 di Asia setelah Jepang yang memiliki TV Digital. Indovision akan dipancarkan ke seluruh wilayah Indonesia dan sebagian wilayah Asia. Lalu apakah usaha penambahan antena pemancar beberapa TV swasta belakangan ini menjadi mubazir? Mungkin ya, mungkin juga tidak. Tergantung pada beberapa besar biaya yang harus dikeluarkan TV swasta jika bekerjasama dengan Indovision untuk ikut disiarkan pada 100 salurannya dan bagaimana pertumbuhan pelanggan Indovision kelak! Lagipula, pemirsa dengan pesawat TV dan antena sederhana di Indonesia masih tetap akan menjadi target yang menarik bagi lima TV swasta dan para pengiklan untuk beberapa dekade lagi.
Apa yang akan terjadi setelah Indovision menjadi 100 saluran digital memang bisa diperdebatkan panjang lebar. Yang jelas dalam jangka panjang industri televisi dengan mengandalkan teknologi terbaru memang sangat menggiurkan banyak pengusaha.
JoJo Rahardjo
Friday, October 29, 2004
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment